Senin, 20 September 2010

PENGGUNAAN MEDIA ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KLEGO


PENGGUNAAN MEDIA ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM PADA SISWA KELAS VII
 SMP NEGERI 1 KLEGO
Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester Enam
Mata Kuliah Penelitiaan Kualitatif
Dosen Pengampu : Dra. Sumarwati, M.Pd.

logo


Oleh :
IKA RAHAYU SUSILANINGSIH
K1207020




PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sastra saat ini dianggap belum berhasil. Pengajaran kesusastraan sampai saat ini hanya mengarah pada hafalan sejarah. Banyaknya mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menyebabkan pengajaran sastra tidak berlangsung dengan baik dan cenderung menjadi hafalan saja. Guru hanya mengajarkan teori saja dan siswa sama sekali tidak mendapatkan pelajaran tentang praktek menulis dan membaca karya sastra.
Ketidakberhasilan pembelajaran sastra merupakan hal yang sangat disayangkan. Moody dalam Andayani (2008:2), mengungkapkan pembelajaran sastra dapat memberikan sumbangan secara nyata dalam pendidikan mentalitas siswa. Sumbangan tersebut meliputi empat hal, antara lain skill, knowledge, development, dan character. Pembelajaran sastra hendaknya mampu menunjang keterampilan berbahasa murid (skiil), meningkatkan sosial budaya (knowlwdge), mengembangkan rasa karsa (development), dan mampu membentuk watak budi luhur murid (character).
Pembelajaran sastra saat ini kondisinya masih sangat memprihatinkan. Selain itu juga masih ditemui banyak kendala. Pembelajaran sastra dianggap hanya sekedar pelengkap dalam pembelajaran  Bahasa Indonesia. Hal ini mungkin saja disebabkan karena kurangnya kompetensi yang dimiliki guru dalam pengajaran sastra. Guru bahasa seharusnya juga berperan sebagai guru sastra. Namun pada kenyataannya guru lebih banyak mengajar tentang bahasa daripada memberikan pembelajaran sastra. Hal lain yang menyebabkan ketidakberhasilan pengajaran sastra adalah alokasi waktu pembelajaran yang terbatas, sehingga guru tidak mampu menggunakan alokasi waktu yang terbatas ini untuk mengajar teori dan praktek.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi Prasetyo (Guru Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Pasir Belengkong) yang dimuat dalam Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2, nomor 2, 2 Maret 2007 menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Siswa mengalami kesulitan menuangkan pikiran dan perasaannya dalam bentuk puisi. Kesulitan yang dihadapi siswa itu ditandai dengan beberapa hal seperti siswa kesulitan menemukan ide, menemukan kata pertama dalam puisinya, mengembangkan ide menjadi puisi karena minimnya penguasaan kosakata, dan menulis puisi karena tidak terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran, dan imajinasinya ke dalam puisi.
Pembelajaran menulis puisi, khususnya puisi keindahan alam pada siswa kelas XII di SMP Negeri 1 Klego mengalami hal yang sama pula. Pembelajaran menulis puisi keindahan alam diangggap sebagai pembelajaran yang sulit bagi siswa. Penyebabnya adalah karena mereka jarang berlatih. Guru hanya mengajar teori tentang puisi dan tidak pernah mengadakan praktik menulis puisi. Jika ada materi tenyang membaca puisi, guru tidak pernah menuntut siswanya untuk membacakan puisi karya mereka sendiri. Para siswa cukup mencari dari buku ataupun internet, lalu membacakannya di depan kelas.
Penggunaan media pembelajaran yang tidak variatif ternyata juga banyak berpengaruh pada rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi keindahan alam. Guru cenderung menggunakan media yang konvensional, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar lebih dalam.
Media alam sekitar merupakan salah satu media yang cukup efektif untuk pembelajaran menulis puisi, khususnya puisi keindahan alam. Media alam sekitar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran. Media ini sangat murah namun dapat dipergunakan secara sangat efektif untuk pembelajaran. Selain itu, media alam sekitar juga dapat menghilangkan kebosanan siswa. Belajar selama ini selalu di ruang kelas, akan tetapi dengan media alam sekitar siswa dapat diajak ke luar ruangan pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini akan menarik perhatian siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas dan kaitannya dengan penelitian ini adalah perlu adanya pemecahan masalah pembelajaran menulis puisi, khususnya puisi keindahan alam. Oleh karena itu, peneliti berkolaborasi dengan guru pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia melakukan upaya peningkatan kemampuan menulis puisi keindahan alam pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Klego melalui optimalisasi penggunaan media alam sekitar dalam pembelajaran menulis berbentuk penelitian tndakan kelas (PTK) untuk meningkakan kualitas proses pembelajaran menulis puisi dan kemampuan siswa dalam menulis puisi keindahan alam. Media alam sekitar ditentukan oleh guru dan peneliti dengan pertimbangan media tersebut terbukti lebih efektif digunakan dalam pemelajaran menulis puisi keindahan alam.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarrkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Apakah penggunaan media alam sekitar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Klego?
2.    Apakah dengan menggunakan media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam dapat menigkatkan kemampuan menuis puisi keindaham alam pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Klego?

C.     Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.    Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Klego.
2.    Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi keindahan alam pada siswa kwlas VII SMP Negeri 1 Klego melalui penggunaan media alam sekitar.

D. Manfaat Hasil penelitian
            Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.    Manaat Teoritis
a.         Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.
b.        Dapat dipergunakan seagai media alternatif bagi guru di sekolah lain dalam mengajarkan materi menulis puisi keindahan alam yang lebih efektif dan efisien bagi siswa.
2.    Manfaat Praktis
a.         Bagi Siswa
Dengan digunakannya media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam, siswa menjadi lebih mudah dalam menulis puisi keindahan alam.
b.         Bagi Guru
Guru dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan menulis puisi keindahan alam.
c.         Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa dengan menggunakan media alam sekitar dalam pembelajaran menuis puisi dapat meningkatkan kemampuan meulis puisi keindahan alam.
d.         Bagi peneliti Lainnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rferensi bagi peneliti lain dengan objek penelitian yang sama.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.      Hakikat Menulis Puisi
a.    Hakikat Menulis
Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa selain menyimak, berbicara, dan membaca yang perlu dikuasai oleh siswa. Menulis merupakan kemampuan berbahasa yang berfungsi untuk menyampaikan infiormasi secara tertulis. Dalam menulis dituntut lebih banyak persyaratan dan dianggap lebih sulit daripada kemampuan berbahasa yang lain, misalnya kemampuan berbicara.
            Ada berbagai macam pengertian menulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah (1) membuat huruf dengan pena (pensil, kapur); (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang atau membuat surat) dengan tulisan; (3) menggambar; (4) melukis; (5) membatik. Menulis merupakan kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan, menyampaikannya melalui bahasa tulis.
            Semi (1990:8) menyatakan menulis atau mengarang merupakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam bentuk lambang-lambang bahasa. Lambang-lambang bahasa ini berbentuk tulisan yang berisi pesan atau gagasan penulis agar bisa dipahami pembaca.
            Tarigan (1993: 21) menyatakan menulis ialah menurunkan atau melukiskan lamang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lamang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik terseut.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa menulis merupakan kegiatan mengungkapkan ide, gagasan, pikiran atau perasaan menggunakan bahasa tulis.
            Azzaini (dalam http://jamil.niriah.com/) mengemukakan tujuh manfaat menulis, yaitu:
1.    Mengurangi stres. Menurut James W Pennebaker, Ph.D., Professor of Psychology dari University of Texas dan penulis buku “Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions“, kondisi mental orang-orang yang terbiasa mengekspresikan emosi atau unek-unek dengan menulis, lebih stabil dibandingkan orang-orang yang tidak biasa menulis.
2.    Membantu menemukan jalan hidup. Harvard Business School pernah melakukan penelitian tentang hubungan antara memiliki cita-cita & menuangkannya dalam bentuk tulisan, dengan pencapaian cita-cita tersebut. Hasilnya, sebagian besar responden (84%), ternyata tidak punya cita-cita. 13% punya cita-cita tapi tidak menuliskannya. Dan hanya segelintir orang, yaitu 3%, yang punya cita-cita dan menuliskannya.
3.    Menjaga semangat dan komitmen. Setiap tulisan yang kita buat akan mengingatkan kita pada komitmen-komitmen yang telah kita buat, dan itu adalah obat yang sangat baik untuk membangkitkan semangat yang kerap kali pudar di tengah jalan.
4.    Mencari dan memperkaya inspirasi. Menulis tentang sesuatu akan mendorong kita untuk mencari hal-hal yang akan memperkuat materi penulisan, googling/searching akan segera menjadi kata yang akrab bagi orang yang hobi menulis, atau minta pendapat dari orang lain yang lebih ahli.
5.    Mendatangkan passive income. Tulisan yang baik sangat bisa dijadikan buku, dan diterbitkan, dan dijual. Sebut sajalah berjudul-judul buku yang diambil dari buku harian atau kumpulan posting di blog, atau dari kumpulan kertas tissue yang digunakan JK Rowling waktu menulis naskah cerita di cafe-cafe. Tak heran kalau Andrea Hirata mendapat royalti lewat Rp1M dari Laskar Pelanginya.
6.    Meningkatkan kreativitas. Menulis yang rutin dan sinambung, lama-kelamaan akan mendorong kita untuk terus menggali lebih dalam bagaimana cara menulis yang baik, penyampaian yang sistematis, dan gaya penulisan yang menarik.
7.    Menyimpan memori. Rasanya, ini adalah salah satu “tujuan utama” sebagian orang menulis, baik itu buku harian ataupun blog harian. Terlalu banyak kisah hidup dan aktivitas keseharian yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja, tanpa dibungkus dalam album yang setiap saat bisa dibuka-buka kembali.
b.     Hakikat Puisi Keindahan Alam
Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Pengertian puisi sampai saat ini masih sulit untuk didefinisikan. Kata ”puisi” berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti ”penciptaan”. Dalam bahasa Inggris padanan kata ”puisi” adalah poetry yang erat hubungannya dengan kata poet dan poem. Coulter dalam
Tarigan (1984:4) menjelaskan kata poet berasal dari kata Yunani yang berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.
Menurut Soedarmo dalam Pradopo (1997) puisi adalah karangan yang terikat oleh banyak baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima, dan irama. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Menurut Abercrombie dalam Tarigan (1984:7) puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang dan bermanfaat (poetry is the ekspression of imaginative experience valued simply as such and significant as such, in the cominicable state given by language which employs every avaiable and appropriate device).
Pendapat lain tentang puisi dikemukakan oleh Johnson dalam Waluyo (1987:23), menurutnya puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal pada emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian.
Dengan demikian, puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair yang diwujudkan dalam susunan kata-kata yang memiliki makna dan amanat yang ingin disampaikan kepada para pembacanya.
Tema dalam puisi ada bermacam-macam, salah satunya mengenai keindahan alam. Jadi, yang dimaksud puisi keindahan alam adalah puisi yang didalamnya menceritakan tentang keindahan alam.


c. Unsur-unsur Puisi
Waluyo dalam bukunya yang berjudul Teori Dan Apresiasi Puisi (1987:4) menyatakan pada pokoknya puisi dibangun oleh dua unsur pokok, yakni struktur fisik dan struktur batin atau struktur makna. Struktur fisik puisi disebut juga metode pusi, yakni unsur estetik yang membangun struktur luar puisi. Unsur-unsur tersebut yaitu diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahasa figuratif (majas), versivikasi, dan tata wajah puisi. Unsur-unsur ini dapat ditelaah satu per satu, tetapi unsur-unsur ini merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan struktur batin atau struktur makna mengungkapkan apa yang hendak dikemukakan oleh penyair dengan perasaan dan suasana jiwanya.
Richard dalam Tarigan (1993:9) menyatakan bahwa suatu puisi mengandung suatu makna keseluruhan yang merupakan perpaduan dari tema penyair (yaitu mengenai inti pokok puisi itu), perasaan (yaitu sikap sang penyair terhadap bahan atau objeknya), nada (yaitu sikap sang penyair terhadap pembaca atau penikmatnya), dan amanat (yaitu maksud atau tujuan sang penyair).
Hartoko dalam Waluyo (1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, sedangkan unsut sintaksis menunjuk pada strukur fisik puisi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa puisi terdiri dari unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur tesebut meliputi tema, nada, rasa, amanat, diksi, imaji, bahasa figuratif, kata konkret, ritme dan rima. Unsur-unsur tersebut saling terikat dan merupakan satu kesatuan yang utuh.

2.      Hakikat Media Alam Sekitar
a.    Pengertian Media Alam Sekitar
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal.. Menurut National Education Association -NEA (dalam Sadiman, dkk., 1990), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual beserta peralatannya.
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
Menurut Anderson (1983), media terdiri atas bermacam-macam jenis, antara lain (1) audio, (2) cetak, (3) audio cetak, (4) proyeksi visual diam, (5) proyeksi audio visual diam, (6) visual gerak, (7) audi visual gerak, (8) objek fisik, (9) komputer, serta (10) manusia dan lingkungan.
 Media lingkungan (alam sekitar) merupakan media yang murah meriah, namun dapat digunakan untuk hasil yang maksimal. Media ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan media-media lain, salah satunya dapat menghilangkan kejenuhan siswa karena terus belajar di ruangan kelas. Belajar di alam seitar tentunya akan lebih menyenangkan dan menimbulkan motivasi belajar yang lebih tinggi bagi para siswa. Hal ini tentunya akan menghasilkan dampak yang positif bagi pembelajaran.

b.    Fungsi Media Pengajaran
Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana ( dalam Djamarah, 1996 : 152 ), Merumuskan fungsi media sebagai berikut :
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2. Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
3. Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran .
4. Penggunaan media bukan semata – mata alat hiburan, bukan sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan guru.
6. Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Ketika fungsi – fungsi media pengajaran itu diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar , maka terlihatlah perannya sebagai berikut :
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.

3. Kerangka Berpikir
            Pembelajaran sastra, terutama menulis puisi, khususnya untuk puisi keindahan alam adalah pembelajaran yang cukup sulit untuk dimengerti oleh siswa. Penggunaan media yang tidak variatif menyebabkan pembelajaran ini kurang mampu menarik perhatian siswa dan cenderung membosankan.
            Salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa dalam menulis puisi keindahan alam yaitu dengan media alam sekitar. Dengan menggunakan media alam sekitar, dapat membina siswa untuk mampu menulis puisi keindahan alam dengan baik.
            Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar alur kerangka berpikir:
 




 












3.      Hipotesis Tindakan
Penggunaan media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi keindahan alam. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan media alam sekitar dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi dan kemampuan siswa dalam menulis puisi keindahan alam.





BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
            Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Klego, Boyolali. Lokasi penelitian ini ditentukan dengan pertimbangan bahwa masih terdapat permasalahan pembelajaran menulis yang perlu diatasi, yakni masalah kesulitan siswa dalam menulis puisi berkaitan dengan keindahan alam.
            Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juli 2010. Untuk lebih jelasnya, rincian waktu dan jenis kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan
No
Kegiatan
Bulan
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1
Persiapan survei awal sampai penyusunan proposal
xxxx
x---



2
Seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat

-x--



3
Pengumpulan data

-xxx
x---


4
Analisis data


-xxx


5
Penyusunan Laporan



--xx
xxxx

B. Pendekatan Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada hakikatnya PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.
            Adapun langkah-langkah pelaksaan PTK dilakukan melalui empat tahap, takni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) aalisis dan refleksi.


D.    Sumber Data
Sumber data utama pada penelitian ini adalah siswa yang menjadi objek penelitian. Selain itu, segala tindakan dan kata-kata dari guru juga merupakan data yang harus diamati. Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru dan siswa untuk mendapatkan data.

D. Teknik Pengambilan Sampel
            Sampel penelitian diambil secara acak, dipilih satu kelas diantara lima kelas yang ada pada kelas VII. Sampel terdiri dari 40 orang siswa, yang terdiri dari 31 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.

E. Teknik Pengumpulan Data
            Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.    Observasi, digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian berlangsung.
2.    Wawancara, dilakukan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa untuk menggali informasi guna memperoleh data berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
3.    Tes, digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Adapun tes yang diberikan kepada siswa, yakni tes yang berupa tes tertulis (menulis puisi keindahan alam).

F. Teknik Uji Validitas Data
Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis, dengan cara mengatur urutan data, memilih milih data yang diperlukan dan data yang tidak diperlukan. Atau memakai data tersebut yang telah ditafsirkan atau data yang telah diperoleh. Data yang telah tersusun dikaitkan dengan teori yang relavan sesuai dengan data yang muncul.


G. Teknik Analisis Data
Untuk menetapkan keakuratan data diperoleh pada saat penerapan media alam sekitar diperlukan teknik pemeriksaan, ada empat karekteristik yang digunakan untuk mendapatkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan, peralihan, ketergantungan, dan kepastian.


























DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2008. Pembelajaran dan Apresiasi Sastra Berbasis Quantum Learning Di Sekolah Dasar. Solo: Sebelas Maret University press
Anderson. R.H. (1983). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka dan Pusat Antar Universitas
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya
Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam http://depdiknas.go.id//, (diakses tanggal 15 April 2009)

Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
Herman J. Waluyo. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press

Jamil Azzaini. 2009. 7 Kedahsyatan Menulis Dalam http://jamil.niriah.com/ (Diakses Tanggal 10 Mei 2009)

Rachmat Djoko Pradopo. 1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Tarigan,Henry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa
Tarigan. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
LAMPIRAN

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran              : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester             : VII/2
Standar Kompetensi    : Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui
   kegiatan menulis kreatif puisi
Kompetensi Dasar        : Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
Indikator                      : (1) Siswa dapat memahami definisi puisi lanskap/ puisi
         tentang keindahan alam
   (2) Siswa dapat mengenali contoh jenis puisi lanskap
    (3) Siswa dapat menulis puisi tentang keindahan alam dengan pilihan kata yang tepat  
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit

1.      Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menulis kreatif puisi keindahan alam dengan pilihan kata yang tepat

2.      Materi Pembelajaran
a.       Materi dasar menulis puisi (rima, bait dan baris)
b.      Kumpulan puisi keindahan alam/ lanskap
c.       Seperangakat gambar/ slide alam dan rekaman suara alam

3.      Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a.       Kegiatan awal (apersepsi)(5 Menit)
1)   Guru mengajak siswa mengamati fenomena alam di sekitar siswa
2)   Guru dan siswa bertanya jawab tentang fenomena alam yang terjadi

b.      Kegiatan Inti (25 Menit)
1)   Siswa mengamati dan memahami contoh  puisi lanskap
2)   Siswa mengidentifikasi pilihan kata pada contoh  puisi
3)   Guru mengajak siswa untuk ke luar kelas
4)   Siswa berlatih menulis puisi lanskap sesuai pemandangan yang ada di alam sekitar dengan pilihan kata yang tepat
c.       Kegiatan Akhir (5 Menit)
1)   Siswa dan guru melakukan refleksi (tugas lanjutan untuk siswa: mencari referensi tentang puisi lanskap dan contohnya dari internet)

5.      Media dan Sumber Belajar
a.      Contoh  puisi lanskap
b.      Buku teks pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII
c.       Alam sekitar

6.      Model dan Metode Pembelajaran
Model yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah:
a.      Contoh
b.      Tanya-jawab
c.      Latihan
d.       Penugasan
Termasuk dalam metode pembelajaran kooperatif, ditandai dengan adanya interaksi intensif antara guru dan peserta didik.

7.    Penilaian
a.       Teknik                          : Tes tertulis
b.      Bentuk Instrumen          : Uji petik kerja prosedur dan produk
c.       Soal/ Instrumen :
1. Amatilah pemandangan alam sekitarmu!
2. Ungkapkanlah perasaanmu dalam bentuk puisi dengan
tema keindahan alam!
3. Setelah selesai, tukarkanlah puisi kamu dengan teman!
4. Apakah sudah menarik dan sesuai dengan tema?
5. Bacalah dengan saksama, apakah pilihan kata yang
digunakan sudah tepat?

No
Aspek Penilaian
Skor
1
Kesesuaian Isi Puisi dengan Tema yang Ditentukan
5

a. Sesuai (3)


b. Kurang sesuai (2)


c. Tidak sesuai (1)

2
Pilihan Kata atau Diksi yang Digunakan
5

a. Baik (3)


b. Kurang baik (2)


c. Tidak baik (1)


Keterangan:
Skor maksimum 2 (3 x 5) = 30
Nilai perolehan siswa = Skor perolehan   X  100
  Skor maksimum

                                                                                                   Klego, 8 Mei 2010
                                                                                                 Guru Mata Pelajaran


                                                                                                      Soeharto, S.Pd.



Lampiran 2: Lembar wawancara untuk siswa

LEMBAR WAWANCARA UNTUK SISWA

Wawancara Ke :
Waktu Wawancara :
Masalah :
Responden :

No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Bagaimana perasaanmu ketika mempelajari tentang puisi?

2.
Apa yang membuat kamu merasa kesulitan dalam membuat puisi?

3.
Apa yang dapat membuatmu merasa mudah untuk membuat sebuah puisi?

4.
Apakah kamu senang dengan pembelajran membuat puisi?

5.
Apakah dengan melakukan pembelajaran di luar kelas dapat membantu menemukan kata-kata yang bagus untuk dituangkan ke dalam puisi?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar